Kamis 01/06/2017. Menanam Cabe di Tanah sawah yang dilakukan di Desa Plupuh Rt 02/01, Kec Plupuh, Kab Sragen, dengan Tanah Grumosol, Topografi datar, dan bersuhu 28-300 C
Cara Pertanama adalah mempersiapkan pembibitan
1. Persiapan tanah untuk pembibitan
a. Plastik Polibak kecil khusus bibit
b. Tanah gembur yang sudah diayak agar dapat masuk polibag
2. Persiapan lahan untuk persemaian
Lahan pembibitan cabe dapat dilakukan disawah atau dekat rumah. Persiapkan bilah bambu sebagai atap tempat naungan. Plastik bening untuk atap agar sinar tembus ke bibit. Tali untuk mengikat. Bersihkan gulma dilokasitempat pembibitan
3. Jika pembaca kesulitan dalam pembibitan, lebih praktis pembaca dapat membeli di tempat-tempat persemaian cabe.
PEMBUATAN BEDENGAN
Lahan atau bedengan lebar 90-100 cm. Parit lebar 50cm kedalaman 60cm. Tanah diatas bedengan diratakan, taburi pupuk Urea, SP36, Ponska secukupnya, kemudian disiram langsung ditutup plastik mulsa. karena lebar plastik mulsa 120 cm usahakan sisa 10 cm untuk kanan dan kiri yang berfungsi menutup tepi agar gulma tidak tumbuh. Buat silatan bambu untuk menjepit mulsa di kanan kiri bedengan. Pembuatan lubang pada plastik mulsa degan jarak tanam 50-60cm.
PENANAMAN BIBIT CABE DI SAWAH
Setelah usia bibit sudah 28 hari atau 4-6 lembar daun sejati, bibit dapat dipindahkan kebedengan.Siapkan bambu sebagai lanjaran atau tiang untuk penompang pohon cabai.
jika tanaman sudah mulai bercabang ikatkan dengan lanjaran/bambu
Lihat foto:
PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Pemupukan
a. Lakukan pemupukan pertama pada usia 7hari setelah tanam,dengan cara dikocorkan(pupuk dicampur air lalu disiramkan)
b. Pemupukan ke dua pada saat tanaman mulai bercabang
c. Lakukan perempelan tunas, sisakan cabang utama
2. Pengendalian penyakit
a. JAMUR PHYTHOPTORA(BUSUK BUAH)
Lakukan pengamatan pada buah, jika ada bercak coklat kecil menyebar dengan cepat dan buah sakit kering menjadi mummi tanda terserang jamur pythoptora. (Sartono dan Indriyati,2007), terjadi Holonekrosa bagian berdaging (buah,rhizoma,akar) menjadi busuk lunak dan basah eksudat yang keluar dari bagian yang busuk mengeluarkan bau yang tak enak,buah yang sakit akan mengering menjadi keras,berkerut menunjukan gejala mummifikasi.(Rukmana dan Sugandi, 1997)
Tindakan yang perlu diambil:
Jangan sampai penyakit menyebar maka buah yang terserang penyakit dipetik dibuang jauh dari inang(tanaman cabai). Penyemprotan fungisida
b. ANTHRAKNOSA Jamur Gloeosporium piperantum
lakukan pengamatan pada buah jika buah terdapat bercak kecilberwarna kehitaman dan berlekukmemanjang dan membesarbagian tengah menjadigelap.
Tindakan yang perludiambil:
Semprot dengan fungisida, buah yang terserang penyakit dibuang jauh.
c. Layu Fusarium penyebabnya Jamur Fusarium oxysporum
Jika tanaman tiba-tiba layu dan mati,satu demi satu pohon layu langsung mati daun rontok
Tindakan yang perlu diambil:
Pohon yang terserang penyakit cabut dibakar, usahakan panas masuk,perempelan tunas, drainase lancar, semprot dengan fungisida
Masalah pokok adalah mengatur kesehatan tanaman atau dengan kultur teknis dengan baik.Ketentuan umum yang dianjurkan adalah memantau atau memeriksa secara teratur kemudian menandai tanaman terserang untuk checking selanjutnya. Sifat reaksi pH tanah dari 6.5 kepada 7.0 seringkali terbukti memberi pertolongan dalam menahan busuk akar( Prof.Ir.Djafarudin). Kelembaban tanah yang berlebihan akan mengakibatkan kelayuan karena akar menjadi hitam dan busuk,matinya akar disebabkan oleh akumulasi nitrit dan zat zat lainya yang beracun hasil aktivitas organisme anaerob dalam tanah tergenang dan sebagian lagi disebabkan aktivitas cendawan(jamur) dan bakteri yang masuk kedalam akar mempercepat pembusukan(Ir Rahmat Rukmana dan Uu sugandi Saputra BSc)
PANEN
Cabai mulai memerah dan siap dipanen
Panen dan Penjualan
Tetap Semangat dan Selamat Mencoba
Jika Pembaca sudah menguasai penanaman cabe dipersilahkan untuk uji coba di tanah yang berbeda, suhu yang berbeda dan topografi yang berbeda.
Kita akan bertemu dicoret-coretan tanam cabe berikutnya. (Jenis Tanah Latosol, Topografi berundak, tepatnya lokasi Desa Sukodadi, Kec Bandongan, Kab Magelang), semoga bermanfaat dan penulis mengucapkan banyak trimakasih.
Referensi pustaka
Sartono J, S. Dan Indriyati W. 2007.HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN.Yogyakarta;PT Citra Aji Pratama
Djafaruddin (). DASAR DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN. Jakarta: PT Bumi Aksara
Rukmana dan Sugandi S. 1996. PENYAKIT TANAMAN DAN PENGENDALIAN.Yogyakarta: Kanisius
Semangun H. 1997. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta. Gajah Mada University Pres.
Anonim.1993.Pedhoman Pengenalan dan Pengendalian Hama Hortikulura.jakarta:Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan.
Karta S.1990.Hama Tanaman Pangan dan perkebunan.Jakarta BumiAksara.
Komentar
Posting Komentar